Rabu, 26 Desember 2012

Ketika Waktu Terasa Cepat di Payung Sekaki


Pakanbaru. Menurut sejarah, dulunya Pakanbaru adalah sebuah perkampungan yang bernama Payung Sekaki yang berada di tepian Sungai Siak, yang kemudian lebih dikenal dengan nama kampung Senapelan. Senapelan adalah nama suku yang membangun dan mendiami perkampungan Payung Sekaki ini. Kampung Senapelan kemudian menjadi pusat kerajaan di masa Sultan Abdul Jalil Alamuddin Syah. Di tahun 1784, Kampung Senapelan berganti nama menjadi Pakanbaru. Dan setelah melalui waktu yang sangat panjang, di tahun 1959, Pakanbaru menjadi ibu kota Propinsi Riau.

Membaca sejarah tentang Pakanbaru, membangkitkan harapan Saya untuk bisa meluangkan waktu ke Pakanbaru dan kemudian menyusuri Sungai Siak dan sepenjuru Pakanbaru. Makanya, ketika Saya kemudian mendapat kesempatan (lagi) ke Pakanbaru di bulan November 2012, sempat terlintas dalam pikiran Saya adalah mendatangi tempat-tempat yang menjadi bagian Sejarah Pakanbaru di masa lalu. Saya juga ingin sekali mengunjungi masjid Raya Pakanbaru yang merupakan Masjid tertua di Pakanbaru dan dan Masjid Annur yang lokasinya berada di pusat kota.



Lalu, apakah impian Saya itu terwujud? Hmm.... lagi-lagi, untuk ketiga kalinya Saya mendatangi Pakanbaru, tempat-tempat itu tidak terpijak oleh Saya. Karena keterbatasan waktu, Saya hanya menikmati Pakanbaru secara sekilas saja. Tapi, tentu saja Saya tetap merasa suka cita.






Bepergian bersama tiga orang perempuan yang kesemuanya hobi belanja, maka satu tempat yang paling ingin dikunjungi bersama adalah tempat belanja. Maka, Pasar bawah yang terletak di sebelah utara Pakanbaru ini menjadi pilihan kami secara bulat, mufakat dan secara bebas tanpa paksaan hahaha....

Saya ingat, ini ketiga kalinya Saya ke Pasar Bawah. Ingatan itu lalu menjelma menjadi berbagai aksesoris, keramik, tas, karpet, guci, pakaian, patik, makanan khas Riau seperti lumpok dll. Dan benar saja, Pasar Bawah ternyata mengalirkan semangat belanja yang luar biasa pada teman-teman Saya. Saya sih hanya ikut-ikutan saja, membeli dan menikmati orang-orang yang senang berbelanja :D

Selesai keliling di bagian atas, teman Saya (Woro) tak bisa menahan diri untuk tidak menjamah ke area penjual ikan salai dan ikan asin. Ikan bilis menjadi target utama. Wuah.... aroma ikan yang kuat langsung menyerbu hidung Saya. Tapi demi melihat ikan-ikan yang jarang Saya temui di Tangerang (tempat tinggal Saya), Saya terenyuh juga untuk membeli barang beberapa kilo. Tidak banyak, cukup untuk menuntaskan rasa penasaran dari pada tidak membeli hehehe



Mungkin, Pasar Bawah menjadi tempat terlama Saya dan teman-teman menghabiskan waktu di Pakanbaru, selain di Hotel tentunya. Kami menginap di Swiss-Belhotel Ska, yang merupakan hotel bintang 3, terletak di dalam kawasan Mal Ska yang berada di daerah strategis. Menginap dua malam di hotel yang nyaman ini, tentu saja menyenangkan hati Saya.

Dan ketika pada waktunya, kami harus pulang, dan menjejakkan kaki di Bandar Udara Sultan Syarif Kasim II, saya berdoa, suatu ketika bila Saya mempunyai kesempatan datang ke Pakanbaru, maka menyusuri sungai Siak dan tempat-tempat sejarah di Pakanbaru akan Saya tunaikan, tidak melulu ke Pasar Baru saja. Semoga Aamiin YRA.

2 komentar:

  1. ingatku akan dikau, pertama menapak di tanah lancang kuning...waduuuhhh....
    dua gadis culun mendorong troley dengan kepala tengok kanan kiri...siapa yang jemput ya?

    BalasHapus
  2. Wkwkkw, ada sepuluh thn Ƴåñƍ lalu kah? Kita masih belia yak xixixiixi, lalu siapa Ƴåñƍ jemput? Siapapun dia, dia menjadi orang Ƴåñƍ layak mendapat curahan terima kasih kita kan ? Hihihi

    BalasHapus