Selasa, 01 Januari 2013

Lukisan Rasa Di Penghujung 2012 dan Awal 2013

gambar dari : adlnpt.blogspot.com

Lukisan Rasa

Ada berbagai lukisan rasa di hati Saya setiap kali hujan turun. Hujan memberikan keriangan yang riuh, seperti keriangan anak-anak saat rebutan permen cokelat. Hujan memberikan kedamaian, ketika Saya berdiri di balik jendela rumah dan melihat titik-titik hujan seperti tarian peri-peri mungil dari langit. Hujan memberikan sensasi dingin yang mendebarkan, ketika percikannya mengenai kulit muka dan kaki ketika Saya turun dari bus dan berlari cepat ke emperan pertokoan dengan berlindung sebuah payung. Hujan membuat Saya menggigil ketika Saya harus berbasah-basah di atas motor tanpa terbungkus jas plastik, menerobos tirai air demi lekas sampai ke rumah.

Tapi menjadi seperti bagaimana lukisan rasa itu, Saya selalu berharap, hujan tidak memberikan rasa sepi, takut dan suram, pun ketika Saya sedang sendirian, terjebak di bawah hujan. Saya ingin selalu berkeyakinan hujan selalu memberikan rasa damai dan berwarna cerah, walau warna yang dibawa hujan kadang terpulas hitam, putih dan kelabu. Tapi warna itu akan menjelma menjadi pelangi yang indah dalam benak Saya.

Saya menyukai hujan, menyukai aroma yang dibawa hujan, terutama aroma tanah dan rumput yang basah. Saya menyukai suasana ketika Saya berpelukan dengan anak-anak Saya, mengintip dari balik jendela, dan menjulurkan tangan lalu merasakan tetes-tetesnya menyentuh pergelangan dan telapak tangan. Saya mencintai hujan, ketika sepiring martabak manis atau semangkuk tekwan mengepul menjadi makanan yang istimewa di tengah manisnya aroma hujan. Ya, hujan kerap membuat Saya suka cita.

Dan ternyata, menjelang pergantian tahun baru Masehi kali ini juga diwarnai dengan hujan.




Akhir Desember 2012

Sependek ingatan Saya, malam tahun baru sering diwarnai dengan turunnya hujan. Saya lalu berandai, langit menangis karena harus meninggalkan tahun yang telah dilalui. Ya, hanya menangis sesaat lalu kemudian esok harinya bersemangat menyambut hari yang baru dan cerah. Hmm... itu hanya imajinasi Saya saja. Malam tahun baru, seperti apapun cuacanya, tidak pernah berpengaruh untuk Saya. Malam tahun baru membuat Saya senang karena tahun baru adalah hari libur, itu artinya untuk Saya yang bekerja,akan mempunyai waktu yang lebih banyak untuk berkumpul bersama keluarga.

Tanggal 31 Desember 2012. Saya dan suami libur kerja. Seperti janji Saya pada anak perempuan Saya, Kak Saski (7 th), kami akan bermain air di water world. Tempatnya tidak jauh, masih di dalam komplek perumahan tempat kami tinggal. Senangnya, anak laki-laki Saya, adek Lucky (2 th), yang beberapa waktu sebelumnya terkena flu dan batuk, hari itu sudah sehat.

Beberapa hari sebelumnya, Saya dan Mama Novia (orang tua teman Saski) telah sepakat untuk bermain air bersama di water world. Mengetahui temannya akan ikut serta, Saski merasa lebih antusias. Ia sudah tidak sabar ingin segera berangkat ke water world dari subuh. Padahal kami baru akan berangkat pukul delapan kurang. Ah, melihat kegembiraan dan semangatnya, hati Saya merasa begitu lega.

Pukul delapan, kami berangkat. Saya, suami, Kak Saski, dek Lucky, Ibu (yang mengasuh anak-anak Saya ketika Saya harus kerja) dan Teteh (yang bekerja di rumah) semuanya turut serta. Sesampai di sana, masih sepi dan bagian loket belum dibuka. Kami menunggu beberapa menit saja, untuk kemudian mendapat karcis, lalu masuk ke dalam dan siap berganti pakaian, lalu bermain air.

Mama Novia, Novia dan adiknya, Iqbal, menyusul kemudian. Saski sudah tidak sabar saja nyemplung ke air. Lucky tampak antusias, tapi kemudian, entah kenapa, dia merasa takut dan tidak mau turun dari gendongan. Saya dan suami sudah membujuk, tapi Lucky mungkin masih asing dengan suasana di sana. Ia masih bertahan untuk tidak berlama-lama di dalam air.

Menyenangkan memang bermain air. Apa lagi, udara ketika itu masih segar, dan matahari belum terik. Kami berenang, bermain ban, main perosotan dll. Beberapa saat kemudian, Saya lebih banyak duduk-duduk di kursi di dekat kolam, menemani Lucky yang sudah berselimut kimono. Lucky bilang ke Saya kalau dia merasa dingin dan masuk angin. Saya tahu itu hanya alasan Lucky karena tidak mau Saya ajak nyebur ke kolam, hehehe.....Tak berapa lama kemudian, satu persatu naik dari kolam, menikmati pop mie yang masih mengepul, dan kami lalu menunggu kak Saski, Novia dan Iqbal yang masih terus asyik bermain.

Matahari sudah menyengat ketika kami memutuskan untuk pulang ke rumah sebentar, lalu lanjut untuk belanja di sebuah supermarket di dekat rumah dan makan siang. Sepanjang siang dan sore itu, rasanya senang sekali mengisi waktu bersama anak-anak.


Malam Tahun Baru

Seperti biasa, bagi Saya, malam tahun baru sama saja seperti malam-malam hari libur. Tapi kali ini, Saski merasa senang karena Novia akan menginap di rumah. Karena Saya tidak bisa cuti selama Saski dan Lucky liburan sekolah, rasanya menciptakan rasa “liburan” yang sederhana begitu menyenangkan untuk Saya dan anak-anak.

Gerimis mewarnai sore dan hingga hampir pukul sembilan. Tadinya, kami ingin keluar sebentar, melihat keramaian di dalam komplek, tapi gerimis membuat Saya dan keluarga lebih memilih di dalam rumah. Baru hampir pukul sembilan, Saya dan suami keluar sebentar, untuk membeli nasi goreng tak jauh dari rumah, dan ternyata, hujan gerimis menjadi cukup deras mengguyur komplek perumahan Saya. Sambil menunggu nasi goreng pesanan, mata Saya berputar. Ramai, gembira, dan tawa tertangkap di mata Saya, di sela-sela gemuruh petasan dan kembang api yang sungguh terdengar berisik.

Tak banyak yang kami lakukan di malam tahun baru, hanya mengobrol, bercanda, menonton televisi, makan dan tidur. Tidak ada jagung bakar, apa lagi ikan dan ayam bakar (Saya memang tidak berencana untuk bikin acara bakar2an :D). Anak-anak pun sudah tidur ketika jarum jam merayap ke pukul sepuluh. Saya dan suami masih menonton televisi, sedang di luar suara petasan dan kembang api masih terus bersahut-sahutan.

Pukul dua belas malam, petasan makin menjadi-jadi, seperti tak ada putus-putusnya. Saya menyibak jendela dan mengintip keluar. Di luar, Saya lihat beberapa tetangga keluar rumah untuk melihat percikan kembang api seolah menjangkau langit. Dek Lucky rupanya terbangun, dan lalu bertiga, kami ke teras rumah, menyaksikan pijar kembang api yang tampak seolah dari empat penjuru mata angin. Di bagian timur, barat, utara dan selatan. Benar-benar seperti perang kembang api saja.



foto : anak2 sholat berjamaah, liburan yang banyak main tapi engga lupa sholat, Alhamdulillah :)


Tahun Baru 2013

Mengisi tahun baru kali ini pun lagi-lagi di rumah saja. Hari pertama di tahun 2013 berjalan seperti biasa. Tapi apapun yang kami lakukan di hari itu, di awal tahun baru, Saya berharap selalu ada percikan semangat di setiap langkah Saya dan keluarga, apapun yang kami lakukan selalu membawa berkah. Ya, impian yang indah selalu bersemayam di hati kami dan terlontar di setiap bisikan doa yang kami panjatkan pada Allah SWT.

Hari itu, untuk menghibur dan bermain dengan anak-anak, Saya dan suami mengadakan Pencarian Jejak. Kami menuliskan banyak petunjuk di beberapa kertas yang kemudian kami sembunyikan di berbagai tempat. Anak-anak kemudian ditantang untuk menemukan harta karun yang tertulis di kertas terakhir. Wah, Saski, Novia, Iqbal dan bahkan Lucky sangat antusias. Pencarian jejak pertama berlangsung di dalam rumah karena di luar sedang gerimis. Dan pencarian jejak kedua pun berhasil kami adakan di luar rumah.

Awalnya Saski dan Novia kesulitan memecahkan rahasia tempat tujuan yang harus mereka cari, tapi kemudian mereka bisa semakin cepat memecahkan misteri di mana harta karun tersembunyi itu hehehe. Dan ketika mereka menemukan kertas terakhir, mereka sungguh suka cita, walaupun harta karunnya hanyalah sebuah pilihan : Cokelat atau Es Krim. Anak-anak sepakat untuk memilih es krim. Permainan berlangsung sampai siang saja, karena lepas zuhur Novia dan Iqbal pulang ke rumahnya. Saski dan Lucky tidur-tiduran di depan televisi lalu benar-benar tertidur pulas sampai sore.

Anak-anak bergembira, itu sungguh membuat Saya bahagia.

