=================================
Tugas 2 B2B2017 (versi 2)
Objective :
Bagi
Ruby, menulis adalah gairah, impian dan hidupnya. Ruby membayangkan suatu pagi yang hangat,
dia terbangun dari tidurnya, lalu tanpa terburu-buru mengejar bus ke kantor,
dia akan duduk di balik meja dapur dan menyeduh teh hangat. Lalu, sebelum mandi, dia akan menyempatkan
diri untuk mengecek draft novelnya, membaca beberapa lembar buku, lalu mungkin turun ke halaman, menghirup udara
pagi yang segar dan menikmati kesibukan orang-orang mengawali pagi.
Tapi, seringnya takdir membawamu bukan ke tempat yang engkau impikan, dan kau tak bisa mengelaknya. Dan Ruby percaya. Mungkin memang sebaiknya saat ini dia menikmati apa yang telah digariskan oleh Tuhan untuknya. Menikmati dunia PNSnya, namun diam-diam merencanakan dan merancang masa depannya sebagai penulis. Ya hanya Penulis dan meninggalkan profesi PNS yang sudah beberapa tahun ini melabeli dirinya. PNS, yang membuat mamanya sangat bahagia dan merasa tidak sia-sia menyekolahkan Ruby hingga meraih gelar master.
Jadi
yang dilakukan Ruby saat ini hanyalah berdamai dengan keadaan sekarang. Nikmati makanan yang tersaji dan kau akan
merasa kenyang. Karena tokh, untuk
menulis sekarang, waktunya sudah sangat sempit.
Dia hanya punya waktu malam sebelum tidur, atau tengah malam setelah dia
tidur beberapa jam saja. Kalau di
kantor, dia tak punya waktu sedikitpun.
Ah, bukan tak punya, tapi karena Rey, si boss galak pernah melontarkan
kata-kata yang membuat hati Ruby tersentil.
“Jangan
menulis di jam kantor, Ruby, biar berkah!”
Kata-kata itu dikatakan dengan ekspresi dingin. Seperti biasa, cara Rey berkata-kata. Tapi apa isi kata-kata itu sangat menyentuh bagian terdalam hati Ruby. Rey benar, sangat benar. Dan kali ini, Ruby mengangguk dan tidak membantah, seperti biasanya juga.
Kata-kata itu dikatakan dengan ekspresi dingin. Seperti biasa, cara Rey berkata-kata. Tapi apa isi kata-kata itu sangat menyentuh bagian terdalam hati Ruby. Rey benar, sangat benar. Dan kali ini, Ruby mengangguk dan tidak membantah, seperti biasanya juga.
Masalahnya,
Ruby harus terus menulis. Menulis juga
yang mampu mengobati hatinya. Menulis
membuatnya berhenti menangis ketika dulu, seseorang yang sangat dekat
dengannya, meninggalkannya. Menulis
membuat Ruby percaya, dia tidak butuh teman untuk berkeluh kesah, dia tidak
perlu seseorang untuk berbagi harapan dan impian. Cukup dengan bermain dengan kata-kata,
tenggelam dalam cerita yang diciptakannya, dia akan sanggup melupakan semuanya.
Melupakan kesedihan dan bisa bahagia dengan caranya sendiri.
Menulis,
di sisa waktunya yang sempit. Padahal
impiannya sangat besar. Novelnya
difilmkan, keluar negeri karena menulis, dan mendapat beasiswa menulis. Dan Ruby percaya, suatu hari nanti dia akan berhasil mendekap impiannya. Mengejar impian di tengah kesibukan dan rutinitas.
Tanpa Ruby pernah tahu, ketika kemudian, di masa yang akan datang, rutinitas dan kegiatan kantor yang awalnya menyebalkan, bisa menghadirkan dilema baginya. Ketika suatu hari datang tawaran bermukim di luar negeri untuk melakukan riset menulis, berbenturan dengan tugas kantor, yang diam-diam, tanpa dia sadari, telah memberikan pelangi indah di hatinya.
**
#BLOGTOBOOK
Tidak ada komentar:
Posting Komentar