Judul : Mentari Impian (Teen Hijabers Community)
Penulis : Ichen ZR
Penerbit : DAR! Mizan
Jumlah Halaman : 153 halaman
Dewi “Ichen” Cendika mengawali debutnya sebagai penulis buku anak. Reputasinya sudah tidak diragukan lagi, dibuktikan dengan terbitnya 40 buku, serta 50 lebih tulisannya masuk dalam kumpulan cerita pendek remaja, majalah anak maupun remaja. Namun, buku Mentari impian ini adalah serial pertama untuk segmen belia.
“Rasanya menakjubkan, ada perbedaannya ya, kalau cerita anak, ada dunia anak-anak yang penuh kepolosan. Tapi dunia novel belia, ada antusias, semangat dan rasa ingin tahu yang lebih lagi.” begitu tutur sang penulis ketika saya
sempat berbincang-bincang dengannya beberapa waktu lalu. Saat itu kami
sedang memperbincangkan hal yang berkaitan dengan proses kreatif
pembuatan naskah serial Mentari Impian.
Mentari
Impian mengisahkan tentang seorang gadis yang menginjak remaja, kisah
kasih di sekolah, persahabatan serta impian-impiannya. Misteri serta
kejutan-kejutan yang datang silih berganti mewarnai kisah kehidupannya.
“ Alhamdulillah, cerpenku dimuat!” seru Pasha, girang bukan main. Diciumnya berulang kali majalah yang ada di tangannya. Air mata berjatuhan, mengaliri pipi-pipi gembilnya. (hal. 15)
Mungkin
hal yang sama, yang akan saya lakukan apabila cerpen atau karya saya
dimuat di media. Begitu pula dengan Pasha, ia adalah seorang gadis belia
yang penuh mimpi, impiannya adalah menjadi seorang penulis terkenal, terinspirasi dari kakak sepupunya, Laura.
Namun sayang,
oma serta papa tercinta sangat tidak setuju atas keinginan Pasha
tersebut, tentu saja hal ini membuat Pasha bingung, kenapa ia dilarang
keras untuk bermimpi menjadi seorang penulis?.
Terlebih ada banyak kejanggalan yang ia temui di rumah.
Pertama, ia tidak boleh sembarangan masuk ke kamar papa, kedua ia
dilarang masuk ke gudang yang berada di loteng, yang justru dari sinilah
awal dari kecurigaannya sedikit demi sedikit terkuak.
Misteri tentang keberadaan sang mama,
memberikan nuansa tersendiri dalam buku ini. Terus terang saya sempat
tak kuasa untuk menitikkan air mata saat mengetahui bahwa mama Pasha
sebenarnya….(lebih baik
baca sendiri deh, kalau tidak mau melewatkan momen berurai air mata
ini). Dilengkapi kisah persahabatan dengan keempat sahabatnya, ada saat
emosi pembaca dibuat naik turun.
Tidak hanya dari oma dan papanya saja, halangan dan rintangan pun didapatnya dari teman sekolahnya, si
Miss Oh Bete. Karakter ini yang menjadi sorotan saya, karakter
antagonis ini sangat kejam di mata saya, si pembuat onar, pembangkang,
bahkan menghalalkan segala cara agar keinginannya terwujud.
Mungkin
sedikit saran, apabila pencitraan tokoh/karakter antagonis dibuat
sedikit lebih ramah atau tidak melulu bertentangan dengan karakter
utama. Namun ada masa khilaf di mana perbuatannya tidak dapat ditolerir
lagi, sehingga tokoh utama berusaha menyadarkan agar ia dapat secara sportif bersaing dan lain sebagainya, sehingga menjadi bahan pelajaran tersendiri bagi para pembaca.
Secara
keseluruhan, buku ini manis khas romantika remaja, pemilihan kalimat
dialog yang menggunakan kalimat-kalimat khas gaya remaja masa kini
membuat serial ini semakin menggemaskan. Ditunjang dengan ilustrasi yang
cantik serta layout warna yang eye cathing.
Tidak
lupa pada akhir cerita, sang penulis menyisipkan pesan pembakar
semangat, khusus untuk para penulis pemula yang sedang berusaha meraih
cita-cita dan impiannya menjadi seorang penulis profesional. Dari pesan
ini, ada hikmah serta luapan semangat tersendiri bagi saya sebagai pembaca buku ini.
menarik bukunya :)
BalasHapusyuk baca bukunyaa mba Myraaa ^_^
Hapuskeren banget novel nya
BalasHapusbagus deh
makasih yaa Margahayu :)
HapusAku baru baca di tahun 2019 . Kukira bukunya udh jadul eh ternyata seru juga .
BalasHapus